Musibah yang menimpa KRI Nanggala 402 meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga para awak kapal. Satu di antaranya adalah keluarga dari Mayor Laut Wisnu Subiyantoro. Mayor Wisnu adalah satu di antara 53 awak kapal yang berada di dalam KRI Nanggala 402.
Ratih Wardhani, adik kandung Mayor Wisnu, mengungkapkan Mayor Wisnu adalah sosok yang sangat sayang dengan keluarga. Seluruh waktunya selalu ia habiskan untuk keluarga jika sedang tidak berdinas. "Kakak saya itu sayang banget sama keluarga, jadi kalau misalnya sedang tidak bertugas pasti harinya dihabiskan dengan keluarga."
Diketahui Mayor Wisnu memiliki seorang istri dan dua orang anak. Anak sulungnya saat ini sedang menjalani magang sebagai dokter muda di Rumah Sakit Angkatan Laut Surabaya. Sementara si bungsu masih duduk di bangku kelas enam SD.
"Anaknya dua, istri satu. Yang sulung lagi magang dokter muda di RS Angkatan Laut Surabaya, yang kecil kelas enam SD lagi ujian," terang Ratih. Ratih menceritakan bagaimana awal mula Mayor Wisnu memulai kariernya sebagai prajurit TNI. Awalnya Mayor Wisnu menempuh pendidikan di Sekolah Calon Bintara TNI AL.
Kemudian dilanjutkan dengan pendidikan di Sekolah Calon Perwira. Mayor Wisnu menyelesaikan pendidikannya sekitar tahun 1990 dan kini telah menyandang gelar Mayor. Selain itu, Mayor Wisnu juga pernah menempuh pendidikan khusus untuk kapal selam.
"Jadi pertama kan dia diawali sama Secaba, lulus SMA. Beberapa tahun kemudian dengan Secapa, akhirnya beliau dari Secaba bisa ke Mayor. Dan juga ada pendidikan khusus untuk kapal selam," jelas Ratih. Selama mengabdi sebagai prajurit TNI AL, Mayor Wisnu pernah ditugaskan di beberapa KRI. Penugasan pertama Mayor Wisnu yakni di KRI Wilhelmus Zakaria Yohanes.
Kemudian Mayor Wisnu dipindah tugasnya ke KRI Cakra dan kini bertugas di KRI Nanggala 402. "Awal beliau berdinas di TNI AL itu pertama di KRI Wilhelmus Zakaria Yohanes, kemudian pindah ke KRI Cakra dan ini sekarang di KRI Nanggala," imbuhnya. Selama berada di KRI Nanggala 402, Mayor Wisnu bertugas sebagai Kepala Departemen Mesin (Kadepsin).
Diwartakan sebelumnya, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Marsekal Hadi Tjahjanto, menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam atas tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 di perairan Bali. Hadi menyampaikan, seluruh keluarga besar TNI merasa sangat prihatin atas kejadian tersebut. "Saya sampaikan bahwa kepada seluruh awak KRI Nanggala dan prajurit yang on board di KRI Nanggala, saya sebagai panglima TNI dan atas nama seluruh prajurit dan keluarga besar TNI menyampaikan rasa prihatin yang mendalam," katanya dalam konferensi pers dikutip melalui tayangan streaming KompasTV, Minggu (25/4/2021).
Marsekal Hadi juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk senantiasa memanjatkan doa agar proses pencarian kapal KRI Nanggala bisa terus dilaksanakan. "Dan kita bersama sama mendoakan supaya proses dari pencarian ini terus bisa dilaksanakan dan bisa mendapatkan bukti bukti yang kuat," tuturnya. Hadi juga masih berharap hingga saat ini proses pencarian bagian kapal yang otentik masih bisa terus dilakukan.
Tak hanya itu dia juga memohon doa restu kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk kelancaran proses pencarian yang dilakukan tim penyelamat. "Bagian besar (kapal KRI) juga bisa ditemukan, dan saya mohon doa restunya kepada seluruh rakyat Indonesia," imbuhnya. Diketahui sebelumnya, KRI Nanggala 402 telah dinyatakan sub sunk (tenggelam) setelah ditemukannya bukti autentik milik kapal selam tersebut.
Terdapat lima jenis barang yang ditemukan tim SAR dan diyakini milik KRI Nanggala. Di antaranya ada kepingan pelurus tabung torpedo berwarna hitam, kepingan pembungkus pipa pendingin, satu botol grase pelumas periskop kapal selam, potongan kecil spon spon penahan panas, serpihan alas salat para ABK dan minyak solar di dalam botol yang diambil dari permukaan laut.