Yayak Dwi Ernawati, ibu Serda Ede Pandu Yudha, seorang awak kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021), masih menaruh harap. Bahkan Yayak yakin anaknya dan semua awak kapal selam tersebut dapat ditemukan dan pulang berkumpul dengan keluarga. "Saya masih punya keyakinan kuat Kapal Nanggala akan ditemukan dan anak saya bisa pulang berkumpul bersama keluarga," kata Yayak Dwi Ernawati, ibu mertua Pandu dikutip dari Suryamalang.com.

Serda Ede Pandu Yudha baru dua bulan lalu menikahi wanita bernamaMega Dian Pratiwi, yang berprofesi sebagai bidan di Puskesmas Klatak. Mega sempat mengunggah video ke TikTok yang kemudian viral. Ia meminta warga TikTok memberikan doa untuk keselamatan para awak KRI Nanggala 402 yang dinyatakan tenggelam.

Dalam video tersebut, Mega mengunggah fotonya bersama sang suami saat menikah. Mega juga sempat memperlihatkan isi pesannya kepadaSerdaEdePanduYudhasetelah mendapatkan berita KRI Nanggala 402 hilang kontak. Pada tanggal 20 April, Mega dan suami masih sempat bertukar pesan sebelum akhirnya pesan tersebut tak lagi dibalas.

Di pesan tersebut, Mega sempat mengaku tak bisa tidur karena tiba tiba memikirkan sang suami. "Semalem gak bisa tidur kepikiran sampean tiba tiba." "Cepet pulang yaaa, sayang nanti kalau pulang dipijitin sama aku."

"Ku traktir makan seafood, oke sayang." "Sayang kuat ya, haruspulangenggak boleh ada yang kurang istrinya nunggu di rumah," "Mas ayooo, kasih kabar, aku nunggu ya kamu gak kasihan,"tulis Mega melansir dari akun TikToknya, Mingu (25/4/2021).

Sampai berita ini diturunkan, video tersebut sudah ditonton lebih dari 4 juta kali. MertuaSerdaEdePanduYudha, Erni bercerita setiap kali akan berangkat berlayar Pandu selalu meminta doa. "Dia selalu minta doa saya sebelum berangkat. Mami, doakan Pandu mau berangkat," katanya.

Sebelum kapal Nanggala dinyatakan hilang, sejak tiga minggu Pandu telah berada di Surabaya. "Senin lalu sekitar pukul 08.00 dia pamit mau berangkat berlayar. Dia juga telepon saya minta doa. Kami sangat dekat," kenang Erna dengan sesekali menyeka air matanya. "Hingga saat ini kami masih yakin Pandu akan kembali berkumpul dengan keluarga," tambah Erna.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menduga badan kapal selam KRI Nanggala 402 mengalami keretakan besar sehingga turun hingga 800 meter di bawah permukaan laut. Yudo menyebut keretakan ini memang dimungkinkan terjadi, mengingat kedalaman 700 800 meter di bawah permukaan laut punya tekanan yang kuat. "Tentunya dengan peralatan yang sudah keluar ini, terjadi keretakan karena memang terjadi tekanan kedalaman yang sampai 700 800 meter, tentu ini akan jadi keretakan terhadap kapal selam tersebut," kata Yudo dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).

Bukti keretakan diperkuat pula dengan adanya sejumlah kepingan dan barang milik KRI Nanggala yang naik ke permukaan. Setidaknya ada 5 jenis barang atau komponen yang ditemukan oleh tim SAR, dan diyakini kuat sebagai bukti otentik milik KRI Nanggala. Temuan itu antara lain, kepingan pelurus tabung torpedo berwarna hitam, kepingan pembungkus pipa pendingin, satu botol grase pelumas periskop kapal selam, potongan kecil spon spon penahan panas, serpihan alas salat para ABK dan minyak solar di dalam botol yang diambil dari permukaan laut.

"Sehingga barang barang ini terbukti keluar yang mana ini sebenarnya ada di dalam. Apalagi backbone penahan pelurus torpedo shoot ini sampai bisa keluar, berarti terjadi keretakan yang besar," tegas Yudo. Yudo menampik bila disebut terjadi ledakan pada KRI Nanggala. Sebab sonar tidak mendeteksi adanya ledakan. Selain itu, barang barang yang muncul ke atas permukaan laut hanya beberapa. Sehingga ia menyimpulkan KRI Nanggala nihil ledakan.

"Jadi bukan ledakan, kalau ledakan sudah ambyar semuanya. Ini retakan, jadi secara bertahap pada bagian tertentu mulai turun terjadi fase dari kedalaman 300, 400, 500 terjadi keretakan. Karena kalau ledakan pasti terdengar di sonar. Jadi bukan ledakan tapi lebih kepada keretakan," pungkas dia. Adapun barang barang yang ditemukan yaitu pelusur tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, kemudian di botol oranye itu pelumas perskpp kapal selam. Serta alat yang dipakai ABK Nanggala untuk shalat, dam spon untuk menahan panas pada presroom.

"Dengan adanya bukti otentik Nanggala, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss menjadi subsunk," ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono