Lokasi Borobudur sering membuat orang bingung, apakah di Jawa Tengah atau D.I Yogyakarta? Candi Borobudur di pulau Jawa adalah salah satu candi yang usianya sudah 1000 tahun dan masih berdiri mengesankan sebagai candi Buddha terbesar di dunia.

Ada banyak detail dalam ukiran Candi Borobudur untuk dilihat pengunjung serta pemandangan spektakuler dari tingkat atas. Borobudur dikelilingi oleh dataran Kedu Jawa dengan tidak kurang dari tiga gunung berapi menjulang di kejauhan. Jadi, Anda bisa menyaksikan Gunung Sumbing, Merbabu dan Merapi. Penasaran di mana lokasi dari Candi Borobudur?

Lokasi Borobudur

Candi Borobudur terletak di Jawa Tengah atau sekitar 40 km timur laut dari Yogyakarta. Candi ini pada dasarnya adalah piramida  persegi besar yang dibangun dari sekitar 55.000 meter kubik batu vulkanik andesit di atas bukit alami.

Pada dasarnya setiap sisi berukuran 118 meter. Sementara enam tingkat pertama berbentuk persegi, tiga tingkat teratas beralih ke desain melingkar. Struktur piramida diatapi oleh stupa besar yang tingginya mencapai 35 meter.

Apa yang membuat Borobudur unik adalah 504 patung Buddha di setiap tingkat kompleks dan 2.672 relief batu berukir yang terpelihara dengan indah yang menggambarkan pemandangan dari kehidupan sehari-hari serta pemandangan dari mitologi Buddha.

Waktu terbaik tuntuk mengunjungi Borobudur adalah antara Mei dan Oktober ketika curah hujan paling rendah. Candi ini terbuka untuk umum dari jam 6 pagi sampai jam 5 sore setiap hari. Tiket masuknya adalah seharga Rp 35.000.

Ada tiga wilayah kosmologi Buddhis di Borobudur yaitu :

  • Kamadhatu adalah alam keinginan, keinginan orang biasa;
  • Rupadhatu adalah alam bentuk, di mana makhluk telah mengendalikan keinginan duniawi mereka tetapi masih dibatasi oleh bentuk fisik;
  • Arupadhatu adalah alam tanpa bentuk, makhluk-makhluk yang telah mencapai pahala yang cukup untuk melarikan diri bukan hanya keinginan tetapi bahkan bentuk dan lokasi.

Sejarah Borobudur

Sangat sedikit yang bisa diketahui tentang berdirinya candi ini. Namun masyarakat percaya bahwa candi ini dibangun atas perintah Sailendra, tetapi setelah abad keempat belas ia mengalami kemunduran. Monumen batu besar yang mereka bangun terbengkalai dan hampir terlupakan.

Sampai kemudian Thomas Stamford Raffles, Letnan Jenderal Hindia Inggris dari tahun 1811 hingga 1816, menghidupkan kembali candid an membangunnua. Raffles sangat tertarik dengan budaya Jawa, ia bahkan menerbitkan The History of Java pada tahun 1817.

Akhirnya pada tahun 1973 UNESCO mengoordinasikan upaya renovasi internasional dan selama periode tujuh tahun , UNESCO membongkar dan membangun kembali seluruh monumen dengan fondasi yang stabil dan pengairan yang lebih baik. Mengikuti proyek besar ini UNESCO mendaftarkan Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1991.

Salah satu daya tarik Borobudur adalah menyaksikan matahari terbit atau terbenam dari puncak candi. Lokasi Borobudur yang strategis dan sejarahnya ini yang membuat banyak wisatawan selalu mengunjungi.